Dikunjungi 4.186 Orang, Kemenpar Capai Hasil Manis di SATTE India 2017
By Admin
nusakini.com--Hasil manis ditorehkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di ajang SATTE South Asia Tourism and Expo 2017 di New Delhi, India, 15-17 Februari 2017 lalu. Sebanyak 3.757 kesepakatan (appointment) dibuat dan diprediksikan akan menghasilkan Wisman asal India sebanyak 67.950 orang.
Keyakinan itu diungkapkan Deputi Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana yang juga didampingi Asdep Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu. Dia begitu yakin, karena pameran yang dihadiri oleh Kepala Bidang Pameran Asia Pasifik Ricky Fauzy itu, hari pertama sudah dikunjungi 700 Calon Wisman. Lalu hari kedua sebanyak 1.100 Potensial Wisman, serta hari ketiga 2.386 Wisman.
”Kami sangat bersyukur karena total yang mendatangi booth kami ini sebanyak 4.186 pengunjung asal India, semoga ini menjadi pemompa kunjungan Wisman ke Indonesia karena seperti kita tahu semua target Wisman di tahun 2017 adalah sebanyak 15 Juta Wisman. Tahun 2016 memang sukses mencapai 12 juta wisman, tetapi 2017 ini betul-betul berat, harus naik 25% dari capaian sebelumnya,” kata Pitana yang juga diamini Ricky.
Seperti diketahui, Tim Wonderful Indonesia mengikuti event pameran terbesar di India "SATTE ini dari tanggal 15 hingga 17 Feb 2016 di New Delhi India. Kemenpar mengandeng 28 industri pariwisata yang terdiri dari 10 hotel, 15 travel agent, 2 restaurant India food serta Garuda Indonesia. ”Kita tebarkan pesona 10 destinasi prioritas di even ini, layani semua permintaan para pengujung dengan baik,”kata Pitana yang juga diamini Ricky.
SATTE merupakan sebuah travel market atau pameran industri pariwisata terbesar untuk pasar di Asia Selatan. "Pasar India adalah pasar yang potensial. Selama tahun 2016 saja sudah hampir 300 ribu inbound dari India. Artinya hampir tiap hari 900 orang yang terbang ke tanah air. Padahal tidak ada direct flight dari India langsung ke Indonesia. Nah, sejak Desember 2016 lalu, Garuda Indonesia membuka rute Mumbai-Jakarta, ini membawa harapan baru pasar India. Terima kasih Garuda Indonesia!" tambah Pitana.
Selain itu, India punya kedekatan budaya dengan Indonesia. Kisah Ramayana, Mahabharata, nama-nama pewayangan, itu berasal dari India. Penyebaran Islam ke Aceh juga dari pedagang Gujarat, India ratusan tahun silam. "Ada kedekatan budaya yang bisa menjadi koneksi dan magnit pariwisata, ini menjadi daya tarik masyarakat India ke Indonesia" jelas Pitana.
Faktor lain adalah kedekatan kekeluargaan, antara Medan Sumatera Utara dengan salah satu kota di India, Chenai. Banyak orang Medan yang berdarah India, dan sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Mereka sekarang semakin mudah karena sudah ada akses menuju India dari Jakarta.
Vinsensius juga mengatakan, lokasi pameran SATTE di Pragati, Maidan, merupakan sebagai salah satu pusat pertemuan terbesar di wilayah itu dan merupakan event yang bersifat business to busines.
Kata pria yang biasa disapa VJ itu, pameran ini dihadiri oleh 750 exhibitors dari 40 negara. Maka dari itu, masih kata VJ, untuk lebih meningkatkan kunjungan wisman asal India, maka dari itu Kemenpar ikut perhelatan tersebut.
”Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, India merupakan top ten penyumbang wisman. Jumlah wisman yang berkunjung di tahun 2015 sebanyak 293.415 orang atau naik sebesar 23% dari tahun 2014 yang sebanyak 237.990 orang. Adapun jumlah wisman India di periode Januari hingga November 2016 adalah sebanyak 336.575 orang atau naik sebesar 29.35% dibanding periode yang sama di tahun 2015 sebanyak 260.205 orang,” papar pria yang hobi makan telor dadar itu.
VJ juga memaparkan, hal tersebut merupakan salah satu dampak dari pemberlakuan kebijakan bebas visa (free visa) bagi wisman asal India dan dengan adanya penerbangan Garuda Indonesia dengan rute Jakarta – Mumbai diharapkan wisman dari India yang berkunjung ke Indonesia akan meningkat secara signifikan.
Sekadar informasi, perekonomian Indonesia tahun 2017, sebagaimana diperkirakan Bank Indonesia akan lebih baik dari tahun 2016 dimana BI memproyeksikan pertumbuhan pada kisaran 5,1- 5,5% yang dapat dijadikan acuan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Atas dasar itu, seraya menengok sektor yang paling prospektif, tidak merusak lingkungan dan bermanfaat langsung kepada rakyat, dan penghasil devisa maka pariwisata menjadi salah satu sektor pilihan dengan kontribusi devisa di tahun 2015 sebesar USD 12,225.89 Juta dengan rata-rata kunjungan wisman dari tahun 2014 s.d 2015 yang terus meningkat sebesar 8,5%, dengan devisa.(p/ab))